@abby_gabritnizt
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk sosial yang cenderung untuk hidup bermasyarakat
serta mengatur dan mengorganisasikan kegiatannya dalam mencapai suatu tujuan.
Tetapi karena keterbatasan kemampuan manusia menyebabkan manusia tidak dapat
mencapai tujuan tanpa kerja sama. Hal inilah yang mendasari manusia untuk hidup
dalam organsasi.
Organisasi mempunyai banyak definisi,
karena organisasi dapat di pandang dari berbagai perspektif. Tetapi
begaimanapun ada semacam kesepakatan pendapatan dalam kenyataan bahwa
organisasi pada umumnya di kembangkan sebagai instrument bagi pencapaian tujuan
tertentu dan cenderung dalam situasi dimana orang-orang menyadari manfaat
organisasi sebagai suatu jalan terbaikpelaksanaan kegiatan kolektif
Dalam memahami teori organisasi klasik, maka nama
besar Weber akan sulit untuk dilepaskan. Tokoh paradigm interpretatif yang
menjadi sangat popular dengan buah pemikirannya, yakni Karakteristik Organisasi
Weberian (Organisasi Formal), akan selalu identik dengan keyword ‘birokrasi’,
karena memang pada konsepnya terdapat konsep birokrasi yang mendetail .
Kata birokrasi mula-mula berasal dari kata
legal-rasional. Organisasi disebut rasional dalam hal penetapan tujuan dan
perancangan organisasi untuk mencapai tujuan tersebut. Menurut Weber, bentuk
organisasi birokratik merupakan bentuk yang paling efisien.
B.
Rumusan Masalah
1.
Jelaskan pengertian Organisasi, Birokrasi, & Birokrasi Organisasi !
2.
Bagaimana Dimensi Birokrasi dalam Organisasi serta Hubungan keduanya ?
C.
Tujuan
1.
Mengetahui lebih jelas mengenai pengertian Organisasi, Birokrasi, serta Birokrasi
Organisasi
2.
Mengetahui Dimensi Birokrasi Organisasi
3.
Mengetahui Hubungan Antara Dimensi Birokrasi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian & Karakteristik Birokrasi Organisasi
Ada dua pengertian
yang sering kali dipergunakan untuk maksud yang sama, yakni pengertian
organisasi dan pengertian institusi. Keduanya sebenarnya berbeda. Organisasi
lebih menunjukkan ikatan-ikatan struktural, sedang institusi lebih menampilkan
ikatan-ikatan normatif sosial. Bertitik tolak dari kesadaran akan arti
pentingnya organisasi dalam kehidupan sosial, berkembang berbagai macam teori
organisasi. Teori-teori organisasi ini dapat dibagi dalam tiga kelompok teori
berikut: model tertutup, model terbuka, dan model sintesis.
Bentuk organisasi
yang paling banyak dijumpai adalah organisasi lini dan staf. Dalam organisasi
yang demikian, anggota organisasi terbagi dua: yang berkaitan dengan
implementasi organisasi disebut unit lini, dan mereka yang mempunyai aktivitas
untuk memberikan nasihat kepada pimpinan disebut unit staf.
Koordinasi dapat
dipandang sebagai konsekuensi dari adanya pembagian tugas atau spesialisasi.
Koordinasi merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk menyatupadukan semua
aktivitas organisasi menuju titik yang sama. Sedangkan fungsi pengawasan
dilakukan untuk membuat kegiatan yang dilakukan satuan kerja atau unit-unit
organisasi berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Dengan
demikian dapat dicegah kegiatan-kegiatan yang menyimpang dari rencana.
Birokrasi harus
dicerna sebagai satu fenomena sosiologis. Dan birokrasi sebaiknya dipandang
sebagai buah dari proses rasionalisasi. Konotasi atau anggapan negatif terhadap
birokrasi sebenarnya tidak mencerminkan birokrasi dalam sosoknya yang utuh.
Birokrasi adalah salah satu bentuk dari organisasi, yang diangkat atas dasar
alasan keunggulan teknis, di mana organisasi tersebut memerlukan koordinasi
yang ketat, karena melibatkan begitu banyak orang dengan keahlian-keahlian yang
sangat bercorak ragam. Ada tiga kecenderungan dalam merumuskan atau
mendefinisikan birokrasi, yakni: pendekatan struktural, pendekatan behavioral
(perilaku) dan pendekatan pencapaian tujuan.
Apa yang telah
dikerjakan oleh Max Weber adalah melakukan konseptualisasi sejarah dan
menyajikan teori-teori umum dalam bidang sosiologi. Di antaranya yang paling
menonjol adalah teorinya mengenai birokrasi. Cacat-cacat yang sering kali
diungkapkan sebenarnya lebih tepat dicerna sebagai disfungsi birokrasi. Dan
lebih jauh lagi, birokrasi itu sendiri merupakan kebutuhan pokok peradaban
modern. Masyarakat modern membutuhkan satu bentuk organisasi birokratik.
Pembahasan mengenai birokrasi mempunyai kemiripan dengan apa yang diamati oleh
teori organisasi klasik.
Dalam membahas
mengenai otorita. Weber mengajukan 3 tipe idealnya yang terdiri dari: otorita
tradisional, kharismatik dan legal rasional. Otorita tradisional mendasarkan
diri pada pola pengawasan di mana legitimasi diletakkan pada loyalitas bawahan
kepada atasan. Sedang otorita kharismatik menunjukkan legitimasi yang didasarkan
atas sifat-sifat pribadi yang luar biasa. Adapun otorita legal rasional
kepatuhan bawahan di dasarkan atas legalitas formal dan dalam yurisdiksi resmi.
Kelemahan dari teori Weber terletak pada keengganan untuk mengakui adanya
konflik di antara otorita yang disusun secara hierarkis dan sulit menghubungkan
proses birokratisasi dengan modernisasi yang berlangsung di negara-negara
sedang berkembang. Tapi diluar dari semua itu Weber mengemukakan organisasi
birokratis merupakan jenis organisasi yang mempunyai karakteristik yang sesuai
bagi sebuah masyarakat industry, baik untuk lembaga pemerintah, maupun untuk
organisasi usaha.
Menurut pendapat Robert
Presthus birokrasi tetap diperlukan. Karena ternyata birokrasi merupakan
satu bentuk organisasi yang amat adaptif terhadap program-program yang berbeda.
Birokrasi yang pada dasarnya merupakan unsur pelaksana dalam pelaksanaan tugas-tugas yang telah ditetapkan oleh pemerintah dituntut untuk dapat melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan apa yang menjadi tuntutan masyarakat sehingga tidak terlepas dari perilaku birokrasi. Perilaku birokrasi tidak dapat terlepas dari komponen yang mendasari perilaku organisasi yakni adanya dorongan jiwa yang mempengaruhi pelaku organisasi (orang yang memimpin atau yang memberikan pelayanan) maupun perilaku yang memang telah menjadi standar baku suatu organisasi
Karakteristik
Birokrasi
Menurut Dennis H.
Wrong ciri struktural utama dari birokrasi adalah: pembagian tugas,
hierarki otorita, peraturan dan ketentuan yang terperinci dan hubungan
impersonal di antara para pekerja. Karakteristik birokrasi menurut Max Weber
terdiri dari: terdapat prinsip dan yurisdiksi yang resmi, terdapat prinsip
hierarki dan tingkat otorita, manajemen berdasarkan dokumen-dokumen tertulis,
terdapat spesialisasi, ada tuntutan terhadap kapasitas kerja yang penuh dan
berlakunya aturan-aturan umum mengenal manajemen..
Birokrasi
digunakan agar dapat meningkatkan efektivitas administrasi organisasi.
Organisasi Birokrasi yang ideal menyertakan delapan karakteristik struktural.
1.
aturan-aturan yang disahkan, regulasi, dan prosedur yang
distandarkan dan arah tindakan anggota organisasi dalam pencapaian tugas
organisasi. Weber menggambarkan pengembangan rangkaian kaidah dan panduan
spesifik untuk merencanakan tugas dan aktivitas organisasi.
2.
spesialisasi peran anggota organisasi memberikan peluang kepada
divisi pekerja untuk menyederhanakan aktivitas pekerja dalam menyelesaikan
tugas yang rumit. Dengan memecah tugas-tugas yang rumit ke dalam aktivitas
khusus tersebut, maka produktivitas pekerja dapat ditingkatkan.
3.
hirarki otoritas organisasi formal dan legitimasi peran kekuasaan anggota
organisasi didasarkan pada keahlian pemegang jabatan secara individu, membantu
mengarahkan hubungan intra personal di antara anggota organisasi guna
menyelesaikan tugas-tugas organisasi.
4.
pekerjaan personil berkualitas didasarkan pada kemampuan tehnik yang
mereka miliki dan kemampuan untuk melaksanakan tugas yang dibebankan kepada
mereka. Para manajer harus mengevaluasi persyaratan pelamar kerja secara logis,
dan individu yang berkualitas dapat diberikan kesempatan untuk melakukan
tugasnya demi perusahaan.
5.
mampu tukar personil dalam peran organisasi yang bertanggung jawab
memungkinkan aktivitas organisasi dapat diselesaikan oleh individu yang
berbeda. Mampu tukar ini menekankan pentingnya tugas organisasi yang
relatif untuk dibandingkan dengan anggota organisasi tertentu yang melaksanakan
tugasnya-tugasnya.
6.
impersonality dan profesionalisme dalam hubungan intra personil di
antara anggota organisasi mengarahkan individu ke dalam kinerja tugas
organisasi. Menurut prinsipnya, anggota organisasi harus berkonsentrasi pada
tujuan organisasi dan mengutamakan tujuan dan kebutuhan sendiri. Sekali lagi,
ini menekankan prioritas yang tinggi dari tugas-tugas organisasi di dalam
perbandingannya dengan prioritas yang rendah dari anggota organisasi individu.
7.
uraian tugas yang terperinci harus diberikan kepada semua anggota
organisasi sebagai garis besar tugas formal dan tanggung jawab kerjanya.
Pekerja harus mempunyai pemahaman yang jelas tentang keinginan perusahaan dari
kinerja yang mereka lakukan.
8.
rasionalitas dan predictability dalam aktivitas organisasi dan
pencapaian tujuan organisasi membantu meningkatkan stabilitas perusahaan.
Menurut prinsip dasarnya, organisasi harus dijalankan dengan kaidah dan panduan
pemangkasan yang logis dan bisa diprediksikan.
B.
Dimensi Birokrasi Organisasi & Hubungan Antara
Dimensi Birokrasi
Dimensi
birokrasi yang dikemukakan oleh WEBER merupakan bentuk ideal dari organisasi
birokratis, yaitu:
1.
Adanya pengeturan maupun keorganisasian fungsi-fungsi resmi yang saling terkait,
oleh aturan, yang menjadikan fungsi-fungsi resmi itu suatu kesatuan yang utuh.
Peraturan dan prosedur operasi yang baku (standar operating procedures)
menyebabkan kegiatan organisasi dapat dilaksanakan dengan cara rutin dan pasti
2.
Adanya pembagian kerja yang jelas dalam organisasi, setiap anggota
organisasi mempunyai tugas yang jelas dan juga mempunyai dan juga wewenang
(otoritas) yang seimbang dengan tugas yang harus dijalankan.
3.
Adanya pengorganisasian yang mengikuti prinsip hirarki, yaitu tingkatan
yang lebih rendah diawasi dan diatur oleh tingkatan yang lebih tinggi, sehingga
tersusun suatu hirarki otoritas dan tingkatan yang tertinggi hingga tingkatan
terendah dalam organisasi. Susunan hirarki otoritas itu dinamakan juga
rangkaian pemerintah (chain of command)
4.
Adanya system penerimaan dan penempatan karyawan (anggota organisasi)
yang didasarkan kemampuan teknis, tanpa memperhatikan sama sekali koneksi,
hubungan keluarga maupun favoritism
5.
Adanya pemisahan antara pemilikan alat produksi maupun administrasi dari
kepemimpinan organisasi.
6.
Adanya objektivitas dalam melaksanakan tugas yang berkaitan dengan suatu
jabatan dalam organisasi
7.
Kegiatan administrasi, keputusan-keputusan dan peraturan dalam
organisasi selalu dituangkan dalam bentuk tertulis.
Kebanyakan
dimensi tersebut tampak dijalankan oleh banyak organisasi yang ada disekeliling
kita, hirarki otoritas, pembagian tugas dan penggunaan dokumen tertulis.
Pada
umumnya pengaruh dari ukuran organisasi terhadap tingkat birokrasi dibagi
menjadi 2, yaitu: organisasi besar dan organisasi kecil. Terutama perbedaan
pada beberapa dimensi dari strukturnya seperti:
1.
Formalisasi
Organisasi
besar prosedur formal memberikan kesempatan bagi pimpinan untuk melakukan
pengawasan yang impersonal terhadap karyawannya. Sedangkan pada organisasi
kecil pengawasan terhadap karyawan dapat dilakukan secara langsung oleh
pimpinan perusahaan karena karyawan yang perlu diperhatikan jumlahnya tidak
besar.
2.
Sentralisasi
Sentralisasi
menunjukkan tingkatan dalam organisasi yang diberikan wewenang untuk mengambil
keputusan. Pada organisasi yang mempunyai tingkat sentralisasi yang tingkat
keputusan-keputusan pada umumnya dibuat hanya pada puncak organisasi. Jika
organisasi mempunyai tingkat sentralisasi rendah keputusan yang serupa dapat
diambil pada tingkatan yang lebih rendah. Pada organisasi besar tingkat
sentralisasi lebih rendah dari pada organisasi kecil.
3.
Kompleksitas
Kompleksitas
mencangkup kompleksitas vertical yang menunjukkan jumlah tingkatan dalam
organisasi, dan kompleksitas horizontal menunjukkan banyaknya bagian dari
organisasi. Organisasi besar ternyata menunjukkan tingkat komplesitas yang lebih
besar dari pada organisasi organisasi kecil.
4.
Rasio Administratif
Rasio
administrative yaitu perbandingan jumlah anggota kelompok pimpinan terhadap
jumlah keseluruhan anggota organisasi. Pada organisasi kecil rasio
administratifnya rendah, berarti bahwa jumlah pimpinan dalam organisasi kecil
sebanding dengan kegiatan yang harus diselesaikan. Pada organisasi besar
diperlukan lebih komunikasi sehingga memerlukan petugas yang lebih banyak.
Hubungan antara dimensi birokrasi
Perbedaan struktur organisasi berukuran besar dari struktur organisasi
berukuran kecil ini dijelaskan dengan hubungan-hubungan antar dimensi-dimensi birokrasi. Ukuran
organisasi bukanlah satu-satunya dimensi birokrasi yang berpengaruh terhadap
dimensi birokrasi lainnya. Jika ukuran organisasi jadi besar, dimensi-dimensi
birokrasi akan berubah, tetapi dimensi-dimensi itupun saling mempengaruhi satu
sama lain, sehingga perubahan dimensi-dimensi tersebut bukanlah hanya
disebabkan oleh perubahan ukuran organisasi.
Pengaruh membesarnya ukuran organisasi terutama mengakibatkan berubahnya
kompleksitas organisasi. Organisasi akan menjadi kompleks, pembagian kerja akan
lebih rumit dan organisasi akan mempunyai jumlah bagian yang lebih banyak serta
jumlah tingkat (hirarki wewenang) yang lebih besar. Banyaknya bagian menuntut
adanya pengawasan dan koordinasi yang lebih ketat untuk menjamin tercapainya
kerjasama yang baik antara bagian-bagian tersebut. Banyaknya tingkatan
menyebabkan tejadinya disentralisasi. Banyaknya wewenang dalam mengambil
keputusan yang diserahkan kepada tingkatan bawah agar pimpinan tidak perlu
beban pengambilan keputusan yang terlalu besar. Disentralisasi ini pada
gilirannya, menuntut adanya formalisasi yang lebih besar. Formalisasi menjami
adanya keseragaman perilaku adanya standarisasi dalam tindakan para bawan yang
dberi wewenang pengambilan keputusan, sehingga mengurangi keperluan pengawasan.
Pembagaian kerja yang lebih rumit menyebabkan perlunya lebih banyak staf
penunjang karena banyaknya koordinasi yang dibutuhkan. Hal ini menimbulkan
tuntutan akan formalisasi yang lebih tinggi, kebutuhan akan koordinasi ini akan
menyebabkan meingkatnya jumlah pimpinan yang diperlukan, berarti menaikkan
rasio administrative organisasi. Tingkat formalisasi yang tinggi dan disentralisasi
mengurangi kebutuhan akan pimpinan, sehingga bisa mengurangi rasio
administrative.
Dengan demikian ukuran orgaisasi merupakan faktor utama yang berpengaruh
terhadap besarnya birokrasi dalam organisasi. Tetapi dimensi-dimensi birokrasi
lainnya juga saling mempengaruhi satu sama lain dan menyebabkan organisasi
menjadi lebh birokratis pada dimensi-dimensi tertentu.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
ü Model organisasi
birokratis pertama kali diperkenalkan oleh Max Weber paa akhir abad ke 19
membahas peran organisasi dalam suatu masyarakat.
ü Organisasi birokratis
merupakan jenis organisasi yang mempunyai karakteristik yang sesuai bagi sebuah
masyarakat industry, baik untuk lembaga pemerintah, maupun untuk organisasi
usaha.
ü Ada dua pandangan
dalam merumuskan birokrasi. Pertama, memandang birokrasi sebagai alat atau
mekanisme. Kedua, memandang birokrasi sebagai instrumen kekuasaan.
ü Dimensi-dimensi birokrasi lainnya
juga saling mempengaruhi satu sama lain dan menyebabkan organisasi menjadi lebh
birokratis pada dimensi-dimensi tertentu
B.
Saran
ü Pelaksanaan birokrasi organisasi
yang sesuai dengan harapan dilakukan dengan menjamin tercapainya alokasi sumber
yang terbatas pada sebuah masyarakat yang kompleks.
ü Tugas-tugas yang akan dapat
diselesaikan secara efisien akan memberikan manfaat pada organisasi maupun
indivdu.
DAFTAR PUSTAKA
Birokrasi dalam Polemik. Moeljarto
Tjokrowinoto, dkk, Saiful Arif (Edt). Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001
Etika Pemerintahan. Drs. A. W. Widjaja.
Bumi Aksara, Jakarta, 1991
Etika Politik; Prinsip-prinsip Moral
Dasar Kenegaraan Modern. Frans Magnis Suseno, Gramedia,
Jakarta, 1987

No comments:
Post a Comment