@abby_gabritnizt
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengembangan kelompok pada dasarnya dimulai saling
percaya anatar anggota samapai saling berhubungan dan saling mengendalikan.
Tujuan kelompok lebih diutamakan daripada tujuan individu, norma kelompok
ditaati dan dilakukan oleh para anggotanya.
Tahap-tahap perkembangan kelompok yaitu saling menerima,
komunikasi dan pengambilan keputusan, motivasi dan produktivitas, serta
pengendalian dan organisasi.
Cirri-ciri kelompok pada umumya yaitu: struktur, hirark
status, peran, norma (peraturan), kepemimpinan, kesatupaduan, dan hasil karya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pengembangan kelompok?
2. Bagaimana pengaruh komunikasi dalam organisasi?
C. Tujuan
1. Mengetahui sejauh mana proses pengembangan kelompok
didalam suatu organisasi
2. Mengetahui pengaruh
serta peranan komunikasi dalam organisasi
3. Mengetahui sifat-sifat (perilaku) manusia.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. PENGEMBANGAN KELOMPOK
Proses pengembangan yang berurutan dari
kelompok pada dasarnya dimulai oleh saling percaya diantara para anggota sampai
saling berkomunikasi dan akhirnya saling mengendalikan. Dr. Manahan
P.Tampubolon mengemukakan 4 tahap perkembangan kelompok:
- Saling menerima
- Komunikasi dan pengambilan keputusan
- Motivasi dan produktivitas
- Pengendalian dan organisasi
DINAMIKA KELOMPOK
Perilaku manusia dalam organisasi dapat di
kaji dalam 3 tingkatan yaitu: individu, kelompok, organisasi. Pemahaman akan
dinamika kelompok didasari oleh 3 hal pentig, yaitu:
1. Kelompok dapat memberikan pengaruh besar
terhadap individu
2. Kelompok dapat memberikan pengaruh besar
terhadap kelompok lain & orgaisasi
3. Perilaku yang terjadi dalam kelompok, hanya
dapat dijelaskan dengan memahami proses dalam kelompok itu sendiri.
Bila semua anggota kelompok masyarakat secara
sadar sepakat untuk mengikuti anjuran dan merasakan manfaat dari kegiatan
berkelompok, maka langkah selanjutnya adalah berupa bimbingan-bimbingan.
Bimbingan tersebut terus dilakukan secara berkala melalui upaya pembinaan yang
terus menerus. Pembinaan kepada para sasaran/pelaku utama dilakukan sesuai
jadwal yang telah disepakati bersama.
Tentu saja pembinaan ini semata-mata tidak
hanya dilakukan oleh pendamping saja, melainkan harus ada dukungan yang kuat
dari instansi terkait lainnya. Karena dalam proses pembinaan sering ditemui
permasalahan yang dihadapi di lapangan dan harus melibatkan institusi lain.
Pelaksanaan bimbingan/pembinaan, antara lain
dapat dilakukan dengan:
1) Pembinaan Teknis Bidang Usaha Kelompok. Pembinaan bidang usaha kelompok dapat
dilakukan melalui bimbingan mengenai:
(a) penguatan
modal usaha;
(b) penangkapan ikan;
(c) budidaya ikan;
(d) Jasa dan industri perikanan;
(e) Peningkatan kapasitas masyarakat,kelembagaan dan aparat
(f) Pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan
(g) Pembangunan dan pengembangan infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi, sosial dan lingkungan
(h) Pengolahan dan pemasaran hasil
(i) Penguatan kelembagaan usaha
(j) Kontribusi pelaku utama kelautan dan perikanan
(k) Identifikasi potensi wilayah dan sumberdaya perikanan yang ada di lingkungannya
(l) Pemilihan teknologi yang dibutuhkan
(m) Peningkatan kapasitas produksi dan mutu hasil
(b) penangkapan ikan;
(c) budidaya ikan;
(d) Jasa dan industri perikanan;
(e) Peningkatan kapasitas masyarakat,kelembagaan dan aparat
(f) Pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan
(g) Pembangunan dan pengembangan infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi, sosial dan lingkungan
(h) Pengolahan dan pemasaran hasil
(i) Penguatan kelembagaan usaha
(j) Kontribusi pelaku utama kelautan dan perikanan
(k) Identifikasi potensi wilayah dan sumberdaya perikanan yang ada di lingkungannya
(l) Pemilihan teknologi yang dibutuhkan
(m) Peningkatan kapasitas produksi dan mutu hasil
2) Pembinaan Manajerial Kelompok. Pembinaan manajerial kelompok dapat
dilakukan melalui bimbingan mengenai:
(a) Penyusunan
Rencana Usaha Kelompok (RUK)
Rencana Usaha Kelompok disusun bersama
berdasarkan hasil musyawarah dan mufakat anggota. Musyawarah anggota dipimpin
oleh ketua kelompok dengan didampingi oleh penyuluh perikanan.
Rencana Usaha Kelompok (RUK) minimal memuat tentang: biodata kelompok, rencana kerja, kebutuhan nyata kelompok, analisa usaha serta prospek usaha di bidang kelautan dan perikanan.
Rencana Usaha Kelompok (RUK) minimal memuat tentang: biodata kelompok, rencana kerja, kebutuhan nyata kelompok, analisa usaha serta prospek usaha di bidang kelautan dan perikanan.
RUK yang telah disusun kemudian
ditandatangani oleh Ketua Kelompok, tenaga pendamping dan diketahui oleh Kepala
Desa dan Kepala Dinas yang membidangi Kelautan dan Perikanan sebagai Pembina.
RUK
dibuat dengan materi/informasi sebagai berikut:
(1) Gambaran
umum kelompok, berisi antara lain:
·
Nama
kelompok dan tahun berdirinya
·
Alamat
kelompok
·
Susunan
pengurus dan perkembangan jumlah anggotanya (saat berdiri sampai sekarang).
·
Pengakuan
keberadaan kelompok oleh masyarakat /instansi terkait
·
Maksud
dan tujuan pendirian kelompok (harus tercantum dalam AD/ART)
·
Jenis
kegiatan usaha yang sedang berjalan, produksi saat ini dan pemasarannya.
·
Perkembangan
sarana yang dimiliki dari saat ini serta asal modal tersebut.
·
Administrasi
kelompok (buku pendukung)
·
Nama
Tenaga pendamping (domisili dan prestasi pendamping)
·
Mitra usaha
(pemerintah/swasta)
·
Prestasi
kelompok
(2) Rencana
kegiatan dan pembiayaan, berisi antara lain:
ü Investasi
ü Modal kerja (pembelian sarana produksi yang
akan digunakan)
ü Pengembangan kelembagaan (pelatihan,
administrasi kelompok, pengembangan pemasaran, dan lain-lain)
3) Rencana produksi dan pemasaran
o Rencana produksI
o Rencana pemasaran (harga, tujuan pasar, dsb)
o Analisa usaha
4) Rencana pendampingan
§ Pendampingan teknis
§ Pendanpingan manajerial
5) Keberhasilan yang ingin dicapai
Ø Peningkatan kemampuan kelompok:
- Administrasi
kelompok (adanya kelengkapan administrasi)
- Produksi dan pemasaran (terjadinya peningkatan)
- Produksi dan pemasaran (terjadinya peningkatan)
Ø Dampak kegiatan kelompok
- Dampak
terhadap kelompok
- Dampak terhadap masyarakat sekitar kelompok
- Dampak terhadap lingkungan/ekologi yang dapat dirasakan oleh anggota kelompok maupun masyarakat
- Dampak terhadap masyarakat sekitar kelompok
- Dampak terhadap lingkungan/ekologi yang dapat dirasakan oleh anggota kelompok maupun masyarakat
(b)Pemupukan Modal dan Keberlanjutan Usaha
Kelompok
Dana yang disalurkan kepada kelompok pelaku
utama/masyarakat merupakan penguatan modal untuk terus dipupuk menjadi ”dana
penguatan modal kelompok” untuk pengembangan usaha kelompok secara
berkelanjutan.
Pengadaan dan penyaluran sarana produksi perikanan dengan jenis dan jumlah sarana yang dilakukan secara transparan dan diputuskan oleh kelompok, yang dibuktikan dengan berita acara serah terima barang.
Pengadaan dan penyaluran sarana produksi perikanan dengan jenis dan jumlah sarana yang dilakukan secara transparan dan diputuskan oleh kelompok, yang dibuktikan dengan berita acara serah terima barang.
Pemanfaatan dana kelompok untuk modal kerja
direncanakan bersama-sama secara transparan oleh kelompok. Penarikan,
pembelanjaan, dan pembukuan mengikuti prosedur yang sama dengan dana pengadaan
sarana/prasarana.
Untuk pengadministrasian dana kolompok,
terlebih dahulu harus disepakati mekanisme yang diterapkan untuk menghinpun
dana pengembalian dari pelaku utama perikanan. Selanjutnya ditentukan
pengurus atau pengelola dana tersebut. Dalam hal ini perlu dicari alternatif
mekanisme yang sederhana tetapi transparan, sehingga mudah dikontrol oleh semua
pihak yang terkait.
Keuntungan dari modal kelompok disimpan dalam
rekening kelompok yang bersangkutan, yang dapat ditarik sesuai kebutuhan dan
prosedur yang disepakati.
(c) Pengembangan Usaha kelompok
Berbagai bidang usaha yang dapat dikelola
oleh kelompok masyarkat antara lain bidang usaha kios sarana produksi, usaha
jasa, konservasi berorientasi ekonomi, budidaya, pengolahan, penangkapan dan
pemasaran hasil perikanan.
3)
Pembinaan aspek sosial;
Pembinaan
aspek sosial dapat dilakukan antara lain melalui bimbingan mengenai:
(a)
Kesadaran hukum
(b) Pembinaan kader
(c) Taat perjanjian
(d) Pembinaan hubungan dengan kelembagaan lain
(e) Administrasi kelompok
(b) Pembinaan kader
(c) Taat perjanjian
(d) Pembinaan hubungan dengan kelembagaan lain
(e) Administrasi kelompok
B. KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Bila sasaran komunikasi dapat diterapkan
dalam suatu organisasi baik organisasi pemerintah, organisasi kemasyarakatan,
maupun organisasi perusahaan, maka sasaran yang dituju pun akan beraneka ragam,
tapi tujuan utamanya tentulah untuk mempersatukan individu-individu yang
tergabung dalam organisasi tersebut. Berdasarkan sifat komunikasi dan jumlah
komunikasi menurut Onong Uchyana Effendi, dalam bukunya “Dimensi-Dimensi
Komunikasi” , komunikasi dapat digolongkan ke dalam tiga kategori:
1. Komunikasi
antar pribadi
Komunikasi ini
penerapannya antara pribadi/individu dalam usaha menyampaikan informasi yang
dimaksudkan untuk mencapai kesamaan pengertian, sehingga dengan demikian dapat
tercapai keinginan bersama.
2. Komunikasi
kelompok
Pada prinsipnya
dalam melakukan suatu komunikasi yang ditekankan adalah faktor kelompok,
sehingga komunikasi menjadi lebih luas. Dalam usaha menyampaikan informasi,
komunikasi dalam kelompok tidak seperti komunikasi antar pribadi.
3. Komunikasi
massa
Komunikasi massa
dilakukan dengan melalui alat, yaitu media massa yang meliputi cetak dan
elektronik.
Dengan landasan
konsep-konsep komunikasi dan organisasi sebagaimana yang telah diuraikan, maka
kita dapat memberi batasan tentang komunikasi dalam organisasi secara
sederhana, yaitu komunikasi antarmanusia (human communication) yang terjadi
dalam kontek organisasi. Atau dengan meminjam definisi dari Goldhaber,
komunikasi organisasi diberi batasan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan
yang sifat hubungannya saling bergabung satu sama lain (the flow of messages within a network of
interdependent relationships).
Sebagaimana
telah disebut terdahulu, bahwa arus komunikasi dalam organisasi meliputi
komunikasi vertikal dan komunikasi horisontal. Masing-masing arus
komunikasi tersebut mempunyai perbedaan fungsi yang sangat tegas. Ronald
Adler dan George Rodman dalam buku Understanding Human Communication,
mencoba menguraikan masing-masing, fungsi dari kedua arus komunikasi dalam
organisasi tersebut sebagai berikut:
1. Downward communication, yaitu komunikasi
yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada tataran manajemen
mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi dari atas ke bawah ini adalah:
a) Pemberian
atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)
b) Penjelasan dari pimpinan tentang
mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan (job retionnale)
c) Penyampaian informasi mengenai
peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices)
d) Pemberian
motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
2. Upward
communication, yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim
pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini
adalah:
a) Penyampaian informai tentang
pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah dilaksanakan
b) Penyampaian informasi tentang
persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang tidak dapat diselesaikan oleh
bawahan
c) Penyampaian
saran-saran perbaikan dari bawahan
d) Penyampaian
keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun pekerjaannya.
3. Horizontal
communication, yaitu tindak komunikasi ini berlangsung di antara para
karyawan ataupun bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus
komunikasi horisontal ini adalah:
a) Memperbaiki
koordinasi tugas
b) Upaya
pemecahan masalah
c) Saling berbagi informasi
d) Upaya pemecahan konflik
e) Membina hubungan melalui kegiatan
bersama.
Fungsi Komunikasi dalam Organisasi
Dalam suatu
organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam
organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:
1. Fungsi informatif
Organisasi dapat
dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing
system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap
dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu.
Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat
melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti informasi pada dasarnya dibutuhkan
oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu
organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk
membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi
di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi
tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan
sebagainya.
2. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif
ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu
organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang
berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:
- Atasan atau
orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki
kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan.
Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi
atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka
ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya
perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. Namun demikian, sikap bawahan untuk
menjalankan perintah banyak bergantung pada:
- Keabsahan pimpinan dalam penyampaikan
perintah.
- Kekuatan pimpinan
dalam memberi sanksi.
- Kepercayaan bawahan
terhadap atasan sebagai seorang pemimpin sekaligus sebagai pribadi.
- Tingkat kredibilitas pesan yang diterima
bawahan.
- Berkaitan
dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian
peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk
dilaksanakan.
3. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur
suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil
sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan
yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah.
Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan
kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan
kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi Integratif
Setiap
organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan
tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal
seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan
laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti
perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga
ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan
keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap
organisasi.
C. MEMAHAMI
SIFAT-SIFAT MANUSIA
1.
Manusia berbeda perilakunya karena kemampuannya tidak
sama
2.
Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda
3.
Orang berpikir tentang masa depan, dan membuat pilihan
tentang bagaimana bertindak
4.
Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungan dengan
pengalaman masa lalu dan kebutuhannya
5.
Seseorang mempuyai reaksi-reaksi senang atai tidak senang
6.
Banyak faktor yang menentukan sikap an perilaku seseorang

No comments:
Post a Comment